12 Fakta Menarik Luar Angkasa, Ruang yang Begitu Sunyi

Rabu, 16 Agustus 2023 - 08:31 WIB
loading...
12 Fakta Menarik Luar Angkasa, Ruang yang Begitu Sunyi
Banyak hal di luar angkasa yang masih belum diketahui umat manusia. (Foto: NASA)
A A A
JAKARTA - Banyak keajaiban di luar angkasa. Mulai dari benda-benda langit hingga fenomena alam yang indah. Faktanya, banyak hal di luar sana yang masih belum diketahui umat manusia.

Masih banyak misteri alam yang belum terpecahkan, meski manusia sudah menjejakkan kaki ke luar angkasa sekian lama.

Berikut deretan fakta menarik luar angkasa dikutip dari Mashable.com, Rabu (16/8/2023).

1. Bintang neutron berputar 600 kali per detik

Bintang neutron adalah salah satu tipe bintang yang memiliki tingkat kepadatan ekstrem. Dibandingkan bumi, kepadatan per meter kubik bintang neutron bisa sampai 20 miliar kali. Menurut EarthSky (2020), 1 sendok makan bintang neutron beratnya setara dengan gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest, yaitu 900 miliar Kg.



Bintang neutron lahir dari ledakan bintang supernova dan kemudian berputar sangat cepat. Bintang neutron dapat berotasi hingga 60 kali per detik setelah lahir. Dalam keadaan khusus, laju ini dapat meningkat hingga lebih dari 600 kali per detik.

2. Sunyi

Luar angkasa
betul-betul sunyi. Gelombang bunyi membutuhkan medium untuk merambat. Karena tidak ada atmosfer di ruang hampa seperti luar angkasa, di sana akan selalu sunyi senyap.

Hanya dunia dengan atmosfer dan tekanan udara yang memungkinkan suara merambat. Hal inilah yang menjelaskan mengapa banyak kebisingan di Bumi dan kemungkinan juga di planet lain.

3. Jumlah bintang di luar angkasa tak terhingga

Jumlah bintang-bintang di alam semesta hingga kini belum diketahui pasti. Hanya ada angka perkiraan saja berdasarkan perhitungan matematika.

Sebuah studi di Universitas Nasional Australia memperkirakan ada 70 sextillion bintang di alam semesta. Dengan kata lain, ada 70.000 juta juta juta bintang.

4. Jejak Kaki Astronot di Bulan Abadi

Jejak kaki para astronot Apollo di Bulan akan bertahan selama 100 juta tahun. Hal itu terjadi lantaran Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga tidak ada angin atau air yang dapat mengikis atau menghapus jejak para astronot. Hanya serbuan mikrometeorit ke Bulan yang akan mengancam jejak kaki tersebut. Tapi, erosi yang diakibatkan akan berjalan sangat lamban.

5. Massa Tata Surya adalah Matahari

99 persen massa tata surya adalah matahari. Matahari, sangat padat sehingga mencapai 99 persen massa seluruh tata surya. Hal itulah yang membuat matahari mendominasi semua planet secara gravitasi.

Secara teknis, matahari adalah bintang deret utama tipe-G yang artinya setiap detik meleburkan sekitar 600 juta ton hidrogen menjadi helium. Juga mengubah 4 juta ton materi menjadi energi sebagai produk sampingan.

Saat matahari mati, akan menjadi raksasa merah dan menyelimuti bumi dan segala isinya. Tapi jangan khawatir, hal itu diperkirakan baru terjadi 5 miliar tahun lagi.

6. Energi Surya Melimpah di Bumi

Lebih banyak energi matahari yang menghantam Bumi setiap jam daripada yang digunakan planet ini dalam setahun. Penggunaan energi surya telah meningkat 20 persen setiap tahun selama 15 tahun terakhir. Menurut Yale Environment, sebanyak 98,9 gigawatt energi matahari diproduksi pada 2017. Meski terlihat besar, jumlah energi ini hanya menyumbang 0,7 persen dari penggunaan listrik tahunan dunia.

7. Logam Lengket di Luar Angkasa

Jika dua jenis logam yang sama bersentuhan di ruang angkasa, maka akan saling menempel secara permanen.
Efek luar biasa ini disebut pengelasan dingin. Itu terjadi karena atom-atom dari masing-masing potongan logam tidak memiliki cara untuk mengetahui bahwa mereka adalah potongan logam yang berbeda, sehingga gumpalan-gumpalan itu bergabung menjadi satu.



Fenomena ini tidak akan terjadi di Bumi karena ada udara dan air yang memisahkan potongan-potongan itu. Efeknya memiliki banyak implikasi untuk konstruksi pesawat ruang angkasa dan masa depan konstruksi berbasis logam dalam ruang hampa.

8. Asteroid Terbesar

Asteroid terbesar di tata surya adalah bongkahan batu luar angkasa raksasa bernama Ceres Asteroid ini berdiameter hampir 600 mil. Luas permukaan Ceres kira-kira sama dengan luas daratan India atau Argentina. Lokasinya di antara Mars dan Jupiter.

9. Sehari di Venus Sama dengan Setahun di Bumi

Waktu sehari di Venus lebih lama ketimbang setahun di Bumi. Hal ini terjadi lantaran Venus memiliki rotasi sumbu yang sangat lambat yang membutuhkan waktu sekitar 243 hari Bumi untuk menyelesaikan satu siklus penuh. Cukup lucu, Venus membutuhkan lebih sedikit waktu di hari-hari Bumi untuk menyelesaikan satu revolusi mengelilingi matahari, yaitu 226.

Selain itu, matahari terbit setiap 117 hari Bumi, yang berarti bahwa matahari hanya akan terbit dua kali setiap tahunnya, yang juga secara teknis semuanya berada di hari yang sama. Karena Venus juga berputar searah jarum jam, matahari akan terbit di barat dan terbenam di timur.

10. Bintik Merah Jupiter Menyusut

Bintik Merah Jupiter telah menyusut selama beberapa dekade terakhir. Tempat ini adalah badai berputar raksasa yang dulunya dapat memuat sekitar tiga Bumi. Sekarang, hanya satu Bumi yang bisa muat di dalam tempat itu.

Yang cukup menarik, saat badai menyusut lebarnya, sebenarnya panjangnya bertambah tinggi. Para ilmuwan masih bingung mengapa fenomena ini terjadi, tetapi beberapa berteori karena ada hubungannya dengan aliran jet di Jupiter yang telah mengubah arah atau lokasi.

11. Bulan Saturnus Memiliki Dua Warna

Iapetus, salah satu dari 62 bulan Saturnus, memiliki warna dua nada yang sangat berbeda, dengan satu sisi lebih gelap dari sisi lainnya.

Warna Iapetus berkaitan dengan posisinya dalam kaitannya dengan bulan-bulan Saturnus lainnya. Ternyata Iapetus berada jauh di luar cincin Saturnus, dan karena itu, terkena banyak puing-puing luar angkasa dari benda-benda yang mungkin melewati orbitnya, menjelaskan area gelap tersebut.

Selain itu, bulan lain Phoebe, yang benar-benar gelap dan lebih jauh dari Iapetus, berputar searah jarum jam mengelilingi Saturnus serta memancarkan aliran partikel yang stabil. Iapetus berputar berlawanan arah jarum jam, artinya hanya satu sisi Iapetus yang terkena partikel yang keluar dari Phoebe saat mereka berputar melewati satu sama lain. Ini menjelaskan mengapa Iapetus tidak sepenuhnya gelap, tetapi hanya sebagian.

12. Posisi Bintang Utara Berubah

Navigasi akan terasa aneh ketika Polaris berhenti menjadi Bintang Utara dalam waktu sekitar 13.000 tahun. Poros bumi mengalami gerakan yang disebut presesi yang berarti poros planet akan berubah, dan mengikuti bentuk kerucut, meski hanya sedikit.

Ketika ini terjadi, dibutuhkan sekitar 26.000 tahun bagi sumbu untuk menelusuri bentuk kerucut yang lengkap. Selain itu, Polaris alias Bintang Utara Bumi akan mulai bergeser posisi saat Bumi mengalami presesi.

Pada 3.000 SM, diyakini bahwa Bintang Utara adalah bintang Thuban, atau dikenal sebagai Alpha Draconis. Dalam waktu sekitar 13.000 tahun, bintang Vega akan menjadi Bintang Utara yang baru. Namun, dalam 26.000 tahun, Polaris akan kembali ke posisi semula sebagai Bintang Utara karena Bumi terus mengalami presesi.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5429 seconds (0.1#10.140)