Janin Manusia Bisa Hidup di Luar Angkasa? Ini Hasil Penelitiannya

Kamis, 02 November 2023 - 06:46 WIB
loading...
A A A


Setelah empat hari, embrio diawetkan dalam bahan kimia dan dikirim kembali ke Bumi. Setelah menganalisis blastosit di laboratorium setelah kembali ke Jepang, tim mengatakan tidak menemukan perubahan signifikan dalam DNA embrio.

Tingkat kelangsungan hidup embrio yang tumbuh di luar angkasa tidak secerah dari kelompok kontrol di Bumi, tetapi embrio yang dibudidayakan di bawah kondisi mikrogravitasi berkembang menjadi blastosit dengan jumlah sel dan profil ekspresi gen yang normal, seperti halnya dalam skenario kontrol di Bumi.

Bertumbuh dari embrio dua sel menjadi blastosit adalah hanya satu langkah dalam proses kompleks dari mengembangkan organisme baru dari awal, baik itu organisme berupa tikus atau manusia. Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang reproduksi di luar angkasa, bahkan pada tikus.

Studi-studi sebelumnya mempertanyakan, apakah kurangnya gravitasi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih luas, perkembangan muskuloskeletal yang tidak normal, atau perkembangan vestibular yang terbatas.

Dalam sebuah pernyataan, menurut AFP, para peneliti Jepang mengatakan masih diperlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk benar-benar memahami kelayakan untuk menghasilkan kehidupan baru di luar angkasa.
"Di masa depan akan perlu untuk mentransplantasikan blastosit yang telah dibudidayakan dalam mikrogravitasi ISS ke dalam tikus untuk melihat apakah tikus dapat melahirkan," tulisnya.

Hal itu akan menjadi ukuran apakah siklus embrio hingga blastosit tidak terhambat oleh mikrogravitasi atau tidak.
(msf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2049 seconds (0.1#10.140)