Roket SpaceX Bikin Resah Ilmuwan, Timbulkan Gumpalan Cahaya Terang

Rabu, 29 November 2023 - 06:45 WIB
loading...
Roket SpaceX Bikin Resah Ilmuwan, Timbulkan Gumpalan Cahaya Terang
Para astronom menemukan jenis aurora baru dan membuat lubang sementara di ionosfer dari jatuhnya pendorong roket SpaceX. Foto/SpaceX/Live Science
A A A
TEXAS - Para astronom menemukan jenis "aurora" baru dan membuat lubang sementara di ionosfer dari jatuhnya pendorong roket SpaceX . Para ahli khawatir cahaya berwarna merah darah ini dapat menyebabkan masalah yang tidak diketahui bagi astronomi dan komunikasi.

Para peneliti sudah mengetahui selama beberapa dekade bahwa meluncurkan roket ke luar angkasa dapat membuat lubang di ionosfer bagian atas. Ionosfer merupakan bagian atmosfer antara 80 dan 644 kilometer di atas permukaan bumi tempat gas terionisasi atau pelepasan elektron.

Lubang ionosfer ini dapat merangsang molekul gas di bagian atmosfer dan memicu garis-garis merah terang seperti cahaya aurora. Para ilmuwan memperingatkan bahwa “aurora SpaceX” yang terlihat seperti bola cahaya merah menyala ini dapat menyebabkan masalah, merskipun belum diketahui secara detail.



Misalnya, pada bulan Juli, roket SpaceX Falcon 9, yang membawa satelit Starlink ke orbit, membuat lubang di atas Arizona yang membuat langit berwarna merah darah. Kemudian, pada bulan September, roket Angkatan Luar Angkasa AS secara tidak sengaja membuat lubang ionosfer di atas California, yang menciptakan cahaya merah redup.

Saat ini, para astronom di Observatorium McDonald di Texas telah melihat cahaya merah serupa namun unik yang muncul lama setelah roket Falcon 9 milik SpaceX meninggalkan atmosfer bumi. Cahaya ini, menurut laman Spaceweather, adalah lubang ionosfer yang dibuat oleh pendorong sekunder roket saat jatuh kembali ke Bumi setelah terlepas dari roket

“Para astronom melihat aurora pertama SpaceX di atas observatorium pada bulan Februari, dan sekarang mereka melihat 2 hingga 5 aurora setiap bulannya,” kata Stephen Hummel, astronom dan koordinator program penjangkauan di Observatorium McDonald, kepada Spaceweather.com, Rabu (29/11/2023).

Cahaya ini lebih kecil dan lebih berbentuk bola dibandingkan garis panjang yang dihasilkan oleh peluncuran roket. “Bola merah itu sangat terang dan mudah terlihat dengan mata telanjang,” tambah Hummel.



Roket yang naik dan booster yang tidak mengorbit memicu lubang ionosfer dengan melepaskan bahan bakar. Kondisi ini menyebabkan atom oksigen terionisasi bergabung kembali, atau berubah kembali menjadi molekul gas biasa.

Transformasi ini menggairahkan molekul dan menyebabkannya melepaskan cahaya merah, serupa dengan saat gas tereksitasi oleh radiasi matahari selama tampilan aurora tradisional. Hal ini pada dasarnya menciptakan lubang di plasma sekitarnya, atau gas terionisasi.
Roket SpaceX Bikin Resah Ilmuwan, Timbulkan Gumpalan Cahaya Terang


Namun molekul yang digabungkan kembali akan terionisasi, yang menutup lubang dalam waktu 10 hingga 20 menit. Lubang yang dihasilkan biasanya terbentuk di atas wilayah selatan-tengah AS sekitar 90 menit setelah peluncuran pada ketinggian sekitar 300 km.

Sama seperti pertunjukan cahaya yang lebih besar, lubang ionosfer tidak menimbulkan bahaya bagi kehidupan di permukaan bumi. Namun, “dampaknya terhadap ilmu astronomi masih dievaluasi,” kata Hummel.



Perubahan pada ionosfer juga dapat mengganggu komunikasi radio gelombang pendek dan mengganggu sinyal GPS. Mempelajari lubang-lubang ini juga dapat membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang ionosfer.

Sudah ada dua spiral besar SpaceX tahun ini, pertama terjadi pada bulan Januari, yang terlihat terbentuk di atas Mauna Kea di Hawaii. Kedua terjadi pada bulan April, yang bersinar selama pertunjukan aurora tradisional di Alaska.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2828 seconds (0.1#10.140)