Ilmuwan Ungkap Lagu Sedih Dirasakan di Dada dan Lagu Bahagia di Kaki

Kamis, 01 Februari 2024 - 17:41 WIB
loading...
Ilmuwan Ungkap Lagu Sedih Dirasakan di Dada dan Lagu Bahagia di Kaki
Para ilmuwan berhasil membuat peta tubuh berdasarkan reaksi terhadap lagu yang berbeda. (Foto: Reader Digest)
A A A
JAKARTA - Para ilmuwan berhasil membuat peta tubuh berdasarkan reaksi terhadap lagu yang berbeda. Peta ini di antaranya menggambarkan lagu sedih dirasakan di dada dan lagu bahagia di ujung kaki.

“Sementara lagu agresif memang membuat kita panas kepala,” ujar peneliti dari Turku PET Center di Finlandia, Vesa Putkinen, dilansir dari Daily Mail, Kamis (1/2/2024).

Penelitian ini dibuat berdasarkan pengalaman unik manusia yang merasakan sensasi berbeda dari berbagai genre lagu. Baik lagu cinta yang lambat atau lagu dansa yang ceria, semua membangkitkan emosi khas pada manusia.

Vesa Putkinen menjelaskan, pengaruh musik pada tubuh manusia bersifat universal. Lantaran itu, ketika orang dari berbagai budaya mendengar lagu favoritnya, mereka tidak bisa menahan diri untuk bergerak. Meski sudah banyak penelitian tentang musik, namun baru sedikit yang mengulas bagaimana musik membangkitkan sensasi tubuh di berbagai budaya.



Dalam penelitian terbaru, tim melibatkan 2.000 peserta. Separuh dari Eropa atau Amerika Utara, dan separuh dari China. Peserta diperlihatkan siluet tubuh manusia, dan diminta untuk menunjukkan wilayah tubuh mana yang mereka kira akan diaktifkan sebagai respons terhadap gaya musik berbeda.

Hasilnya menunjukkan bahwa berbagai gaya musik menyebabkan sensasi tubuh yang sangat berbeda. Lagu sedih atau lembut dirasakan di kepala, dada, dan pusar, sementara lagu menakutkan atau agresif lebih terasa di kepala.

Sementara itu, lagu yang ceria dan bisa diajak dansa dirasakan di kepala dan kaki. Peneliti juga menemukan bahwa emosi dan sensasi tubuh yang dipicu oleh musik serupa di antara pendengar Barat dan Asia. "Tentu saja, fitur akustik tertentu dari musik dikaitkan dengan emosi yang serupa baik pada pendengar Barat maupun Asia," kata Profesor Lauri Nummenmaa, co-penulis penelitian.



Musik dengan ketukan yang jelas dianggap bahagia dan bisa diajak dansa, sementara disonansi dalam musik dikaitkan dengan agresivitas. "Karena sensasi ini serupa di berbagai budaya, emosi yang dipicu oleh musik kemungkinan independen dari budaya dan pembelajaran dan didasarkan pada mekanisme biologis yang diwariskan," ujarnya.

Menurut peneliti, temuan ini menunjukkan bahwa musik mungkin muncul sebagai cara untuk meningkatkan interaksi sosial. "Orang bergerak mengikuti musik di semua budaya dan postur, gerakan, dan vokalisasi yang disinkronkan adalah tanda universal untuk afiliasi," kata Dr Putkinen.

Musik mungkin muncul selama evolusi spesies manusia untuk mempromosikan interaksi sosial dan rasa komunitas dengan menyinkronkan tubuh dan emosi pendengar.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3506 seconds (0.1#10.140)