Sempat Diragukan, AstraZeneca Tegaskan Vaksin Buatannya Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini muncul kekhawatiran terkait isu trombotik dari vaksin AstraZeneca. Menanggapi hal tersebut, pihak AstraZeneca memastikan vaksin Covid-19 buatannya aman berdasarkan bukti ilmiah.
AstraZeneca menegaskan bahwa sudah lebih dari 17 juta orang yang menggunakan vaksin buatannya di Uni Eropa (UE) dan Inggris. Sejauh ini, tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam (DVT) atau trombositopenia, dalam kelompok usia, jenis kelamin, kelompok tertentu ataupun di negara tertentu.
Namun, AstraZeneca mengakui di negara-negara tersebut telah dilaporkan adanya 15 kejadian DVT dan 22 kejadian emboli paru, berdasarkan jumlah kasus yang telah diterima oleh AstraZeneca pada 8 Maret 2021.
"Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kejadian pada masyarakat umum, dan kurang lebih sama dengan vaksin Covid-19 lainnya yang telah mendapatkan persetujuan ijin edar," kata Ann Taylor, Chief Medical Officer AstraZeneca, dikutip Selasa (16/3/2021).
Perusahaan biofarmasi global yang berbasis di Cambridge, Inggris, itu memaparkan dalam uji klinis, meskipun jumlah kejadian trombotik kecil, jumlah kejadian ini lebih rendah pada kelompok yang divaksinasi.
"Selain itu tidak ada bukti peningkatan perdarahan di lebih dari 60.000 peserta yang ikut serta dalam uji klinis," tegasnya.
Dalam hal kualitas, perusahaan klaim juga tidak ada masalah yang dikonfirmasi terkait dengan batch vaksin AstraZeneca yang digunakan di seluruh Eropa, atau di seluruh dunia.
Pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh AstraZeneca dan juga secara independen oleh otoritas kesehatan Eropa. Hasilnya, tidak satu pun dari tes ulang ini yang menunjukkan kekhawatiran.
Selama produksi vaksin, lebih dari 60 pengujian kualitas dilakukan oleh AstraZeneca, mitranya, dan lebih dari 20 laboratorium pengujian independen.
Semua tes perlu memenuhi kriteria ketat untuk kontrol kualitas dan data ini dikirimkan ke regulator di setiap negara, ataupun wilayah untuk peninjauan independen sebelum batch apa pun dapat dirilis ke negara-negara tersebut.
"Saat ini, sebagian besar negara tetap melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, bahkan di Eropa yang di antaranya adalah Perancis, Inggris, Belgia, Spanyol, dan yang lainnya," tandas Ann.
AstraZeneca menegaskan bahwa sudah lebih dari 17 juta orang yang menggunakan vaksin buatannya di Uni Eropa (UE) dan Inggris. Sejauh ini, tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam (DVT) atau trombositopenia, dalam kelompok usia, jenis kelamin, kelompok tertentu ataupun di negara tertentu.
Baca Juga
Namun, AstraZeneca mengakui di negara-negara tersebut telah dilaporkan adanya 15 kejadian DVT dan 22 kejadian emboli paru, berdasarkan jumlah kasus yang telah diterima oleh AstraZeneca pada 8 Maret 2021.
"Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kejadian pada masyarakat umum, dan kurang lebih sama dengan vaksin Covid-19 lainnya yang telah mendapatkan persetujuan ijin edar," kata Ann Taylor, Chief Medical Officer AstraZeneca, dikutip Selasa (16/3/2021).
Perusahaan biofarmasi global yang berbasis di Cambridge, Inggris, itu memaparkan dalam uji klinis, meskipun jumlah kejadian trombotik kecil, jumlah kejadian ini lebih rendah pada kelompok yang divaksinasi.
"Selain itu tidak ada bukti peningkatan perdarahan di lebih dari 60.000 peserta yang ikut serta dalam uji klinis," tegasnya.
Dalam hal kualitas, perusahaan klaim juga tidak ada masalah yang dikonfirmasi terkait dengan batch vaksin AstraZeneca yang digunakan di seluruh Eropa, atau di seluruh dunia.
Pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh AstraZeneca dan juga secara independen oleh otoritas kesehatan Eropa. Hasilnya, tidak satu pun dari tes ulang ini yang menunjukkan kekhawatiran.
Selama produksi vaksin, lebih dari 60 pengujian kualitas dilakukan oleh AstraZeneca, mitranya, dan lebih dari 20 laboratorium pengujian independen.
Semua tes perlu memenuhi kriteria ketat untuk kontrol kualitas dan data ini dikirimkan ke regulator di setiap negara, ataupun wilayah untuk peninjauan independen sebelum batch apa pun dapat dirilis ke negara-negara tersebut.
"Saat ini, sebagian besar negara tetap melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, bahkan di Eropa yang di antaranya adalah Perancis, Inggris, Belgia, Spanyol, dan yang lainnya," tandas Ann.
(wbs)