Diambang Kepunahan, Gajah Afrika Mengalami Penurunan Populasi hinggga 86%

Sabtu, 27 Maret 2021 - 07:22 WIB
loading...
Diambang Kepunahan, Gajah Afrika Mengalami Penurunan Populasi hinggga 86%
Foto/Frank AF Petersens
A A A
JAKARTA - Selama tiga dekade terakhir telah terjadi penurunan populasi gajah Afrika dan Sabana yang sangat signifikan. Kondisi ini terjadi karena maraknya perburuan, hilangnya habitat asli mereka, dan pemahaman yang lebih dalam tentang biologi gajah.

International Union for the Conservation of Nature (IUCN) menyatakan, gajah hutan Afrika dan gajah sabana sekarang sangat terancam punah. Dan "penurunan selama beberapa dekade" telah mendorong spesies tersebut ke dalam dua kategori ancaman kepunahan tertinggi. (Baca: Mengejutkan Astronom, ALMA Mendeteksi Putaran Angin di Stratosfer Jupiter)

Gajah Afrika sebelumnya dinilai sebagai salah satu spesies dalam Daftar Merah IUCN. Bukti genetik menunjukkan mereka menjadi dua spesies berbeda lebih dari satu dekade lalu. Tetapi penilaian yang akurat - populasi, tren jumlah mereka dan ancaman yang mereka hadapi - membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Namun jumlah gajah hutan turun lebih dari 86% selama tiga dekade terakhir. Selain itu, jumlah gajah sabana turun setidaknya 60% selama 50 tahun terakhir.

Situasinya berbeda dari satu negara ke negara lain. Di Botswana, misalnya, terdapat banyak sekali gajah yang tidak dapat didukung oleh ekosistem secara alami. Tapi, dalam skala seluruh benua, mamalia raksasa itu mengalami penurunan. (Baca juga: Spesies Baru Bunga Rafflesia Ditemukan di Malaysia, Apa Bedanya?)

Dr Ben Okita, yang turut memimpin kelompok spesialis gajah IUCN, menyebut penilaian terbaru sebagai alarm. Meski memuncak pada 2011, perburuan gading tetap menjadi "pendorong signifikan" penurunan, katanya kepada BBC News . "Tapi ada silent killer lain yang membutuhkan tingkat perhatian yang sangat tinggi - yaitu degradasi dan fragmentasi lahan.

“Ini adalah tantangan besar bagi spesies yang membutuhkan area yang sangat luas dan berpindah dalam jarak yang jauh. Hewan liar tidak mengenal perbatasan internasional," katanya.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2191 seconds (0.1#10.140)