Bisa Netralkan Emisi Berbahaya, Logam Ini Lebih Berharga dari Emas

Rabu, 28 April 2021 - 02:11 WIB
loading...
Bisa Netralkan Emisi Berbahaya, Logam Ini Lebih Berharga dari Emas
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Paladium adalah logam mulia yang lebih berharga daripada emas. Dalam beberapa tahun terakhir harganya terus meroket, pada 2018 harganya hampir US$ 1.000 per ons, sekarang satu ons bernilai hampir US$ 3.000.

Logam ini terutama digunakan di dalam konverter katalitik, perangkat yang mengubah emisi berbahaya seperti karbon monoksida dan dinitrogen oksida menjadi emisi yang tidak terlalu berbahaya sebelum dilepaskan ke atmosfer.



Dilansir dari laman The Verge, sejak diadopsi ke dalam industri otomotif pada tahun 1970-an, konverter katalitik telah menyebabkan penurunan yang signifikan dalam emisi karbon monoksida dan nitrous oksida.

Bisa Netralkan Emisi Berbahaya, Logam Ini Lebih Berharga dari Emas


Semakin banyak paladium yang mereka gunakan, semakin efisien mereka dalam memerangi emisi ini. Sayangnya, mengetahui berharganya paladium membuat konverter katalitik menjadi buruan pencuri.

Selama bertahun-tahun, pencurian konverter katalitik telah meningkat secara drastis karena meningkatnya nilai paladium.



Menurut sebuah studi tentang pencurian yang dilaporkan, rata-rata, 108 konverter katalitik dicuri per bulan pada tahun 2018.

Jumlah tersebut meningkat menjadi 282 pencurian bulanan pada tahun 2019 dan 1.203 pencurian per bulan pada tahun 2020.

Dengan semakin banyaknya pabrikan yang mencoba mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan karena peraturan emisi yang lebih ketat mulai berlaku di tempat-tempat seperti Eropa dan Cina, permintaan untuk paladium hanya akan terus meningkat.



Verge Science berbicara dengan seorang insinyur kimia dan salah satu pendaur ulang konverter katalitik terkemuka di negara itu untuk mencari tahu apa yang membuat paladium begitu berharga - dan apa yang diperlukan untuk menemukan alternatif baru untuk sumber daya yang berharga ini.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3301 seconds (0.1#10.140)