Ini yang Terjadi Pada Bumi Jika Perang Nuklir Meletus di Ukraina

Senin, 28 Februari 2022 - 13:25 WIB
loading...
A A A
Toon dan Robock bersama tim ilmuwan menggunakan pengamatan dari kebakaran hutan besar di British Columbia, Kanada, pada tahun 2017 untuk memperkirakan seberapa tinggi asap dari kota yang terbakar akan naik ke atmosfer. "Fenomena yang sama mungkin juga terjadi setelah perang nuklir," kata Robock.

Sedangkan Nicole Lovenduski, ahli kelautan di University of Colorado Boulder juga melakukan penelitian dampak mengerikan dari perang nuklir Amerika-Rusia terhadap air laut.

Dalam 1-2 tahun setelah perang nuklir, Lovenduski menemukan, pendinginan global akan mempengaruhi kemampuan lautan untuk menyerap karbon, menyebabkan PH meningkat drastis. "Itu kebalikan dari apa yang terjadi hari ini, karena lautan menyerap karbon dioksida atmosfer dan air menjadi lebih asam," katanya.



Dia juga mempelajari apa yang akan terjadi pada aragonit, mineral dalam air laut yang dibutuhkan organisme laut untuk membangun cangkang di sekitar mereka. Dalam 2 hingga 5 tahun setelah perang nuklir, lautan gelap yang dingin akan mulai mengandung lebih sedikit aragonit, menempatkan organisme dalam bahaya.

Perubahan terbesar pada aragonit akan terjadi di barat daya Samudra Pasifik dan Laut Karibia. Hal itu menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang bisa hilang selama musim dingin nuklir. “Ini adalah perubahan dalam sistem laut yang tidak pernah dipertimbangkan oleh siapa pun sebelumnya,” kata Lovenduski.

Dalam beberapa tahun perang nuklir, efek “Nuclear Nino” akan mengguncang Samudra Pasifik. Ini adalah versi sangat dahsyat dari fenomena yang dikenal sebagai El Nino.

Efek dari perang nuklir AS-Rusia, langit yang gelap akan menyebabkan angin pasat berbalik arah dan air menggenang di Samudra Pasifik bagian timur. Seperti ketika terjadi El Nino, kekeringan dan hujan lebat dapat melanda banyak bagian dunia selama tujuh tahun, Coupe melaporkan Desember lalu pada pertemuan American Geophysical Union.



Peneliti ketahanan pangan di Institut Studi Luar Angkasa Goddard NASA, Jonas Jagermeyr mengatakan, tim peneliti telah menemukan dampak besar dalam persediaan makanan usai perang nuklir. Selama lima tahun, produksi jagung akan turun sebesar 13%, produksi gandum sebesar 11% dan produksi kacang kedelai sebesar 17% .
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1669 seconds (0.1#10.140)