Ciri Fisik dan Ukuran Ular Kepala Dua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ular kepala dua merupakan jenis ular primitif yang tidak memiliki bisa karena ketika terganggu hanya menggerakkan ekornya seolah kepalanya terletak di ekornya. Padahal kepala sesungguhnya terletak pada gulungan badannya.
Ular kepala dua atau ular pipa ekor merah termasuk golongan dalam famili Cylindrophiidae dan ordo Cylindrophis yang merupakan spesies dari ular purba yang tidak menggigit dan tidak berbisa. Ular ini juga disebut dengan ular kepala dua karena, ekornya yang tumpul dan lebar nyaris mirip dengan kepalanya.
Perbedaannya terletak pada bagian ekornya yang berwarna cerah, sedangkan warna kepala di bagian bawahnya berwarna keputihan. Cylindrophis ruffus adalah nama dari binomial spesies ini.
Ular ini juga sering dikenal dengan nama lain, seperti oray teropong atau oray totog (sunda), majara (Toraja), ular gelenggang. dan lain sebagainya.
Penyebaran Ular Kepala Dua
Awal mula ular ini menyebar secara luas dari wilayah China dan Haina Utara, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, sampai Indonesia. Di wilayah Indonesia ular ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan wilayah tropis lainnya.
Namun, ular yang berasal dari Burma ternyata memiliki jenis cylindrophis burmanus. Para ahli dari Vietnam memiliki spesies baru yaitu Cylindrophis Jodiae.
Begitu juga dengan negara Thailand, Semenanjung Kra, Indochina, pulau Sumatera, dan Kalimantan belum dipastikan di wilayah tersebut merupakan tergolong spesie C.ruffus atau bukan.
Habitat dan Kebiasan Ular Kepala Dua
Ular kepala dua yang memiliki habitat di hutan hujan tropis Asia Tenggara. Ular kepala dua pernah ditemukan di ketinggian 1.700 meter.
Makanan yang dikonsumsi ular ini adalah larva serangga, bayi tikus, kadal, cacing tanah, dan belut kecil. Ular ini sangat aktif pada malam hari. Ular ini hidup di wilayah hutan yang lembap, perkebunan dan perkotaan.
Mereka tergolong sebagai hewan yang dapat hidup di air dan darat. Ular ini menyukai tempat yang lembap dan gembur untuk menghilangkan diri.
Dengan menggunakan ujung kepalanya untuk menggali lubang di sekitar kolam, seresah, dan sumber air. Karena tidak berbisa, ular ini tidak akan membahayakan manusia.
Ular kepala dua juga tidak termasuk hewan yang agresif. Apabila merasa terancam, maka ular ini akan menggulung dan menyembunyikan kepalanya ke tengah badan. Kemudian ekornya akan terangkat bergerak seperti layaknya kepala.
Ciri-Ciri Fisik Ular Kepala Dua
Tampilan dari ular kepala dua sangat indah, berupa garis-garis dorsal yang terdapat di sekujur tubuhnya. Garis tersebut umumnya berwarna merah cerah, jingga dan bahkan ada yang berwarna oranye.
Panjang ular ini sekitar 1 meter, tubuhnya yang berbentuk silindris dengan ekor pendek yang tumpul. Kepala dan lehernya tidak dapat dibedakan. Ular ini juga memiliki mata yang hitam dengan ukuran kecil.
Warna dasar ular ini berwarna hitam, namun corak tersebut akan memudar seiring bertambahnya usia pada ular. Sisi dari bawah ular ini berwarna hitam dan dihiasi oleh garis berwarna putih. Dibandingkan dengan jenis ular lainnya, sisik milik ular kepala dua berjumlah sedang, setidaknya memiliki 19 deret sisik.
(MG/Nabilah Rofiqoh Duri)
Ular kepala dua atau ular pipa ekor merah termasuk golongan dalam famili Cylindrophiidae dan ordo Cylindrophis yang merupakan spesies dari ular purba yang tidak menggigit dan tidak berbisa. Ular ini juga disebut dengan ular kepala dua karena, ekornya yang tumpul dan lebar nyaris mirip dengan kepalanya.
Perbedaannya terletak pada bagian ekornya yang berwarna cerah, sedangkan warna kepala di bagian bawahnya berwarna keputihan. Cylindrophis ruffus adalah nama dari binomial spesies ini.
Ular ini juga sering dikenal dengan nama lain, seperti oray teropong atau oray totog (sunda), majara (Toraja), ular gelenggang. dan lain sebagainya.
Penyebaran Ular Kepala Dua
Awal mula ular ini menyebar secara luas dari wilayah China dan Haina Utara, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, sampai Indonesia. Di wilayah Indonesia ular ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan wilayah tropis lainnya.
Namun, ular yang berasal dari Burma ternyata memiliki jenis cylindrophis burmanus. Para ahli dari Vietnam memiliki spesies baru yaitu Cylindrophis Jodiae.
Begitu juga dengan negara Thailand, Semenanjung Kra, Indochina, pulau Sumatera, dan Kalimantan belum dipastikan di wilayah tersebut merupakan tergolong spesie C.ruffus atau bukan.
Habitat dan Kebiasan Ular Kepala Dua
Ular kepala dua yang memiliki habitat di hutan hujan tropis Asia Tenggara. Ular kepala dua pernah ditemukan di ketinggian 1.700 meter.
Makanan yang dikonsumsi ular ini adalah larva serangga, bayi tikus, kadal, cacing tanah, dan belut kecil. Ular ini sangat aktif pada malam hari. Ular ini hidup di wilayah hutan yang lembap, perkebunan dan perkotaan.
Mereka tergolong sebagai hewan yang dapat hidup di air dan darat. Ular ini menyukai tempat yang lembap dan gembur untuk menghilangkan diri.
Dengan menggunakan ujung kepalanya untuk menggali lubang di sekitar kolam, seresah, dan sumber air. Karena tidak berbisa, ular ini tidak akan membahayakan manusia.
Ular kepala dua juga tidak termasuk hewan yang agresif. Apabila merasa terancam, maka ular ini akan menggulung dan menyembunyikan kepalanya ke tengah badan. Kemudian ekornya akan terangkat bergerak seperti layaknya kepala.
Ciri-Ciri Fisik Ular Kepala Dua
Tampilan dari ular kepala dua sangat indah, berupa garis-garis dorsal yang terdapat di sekujur tubuhnya. Garis tersebut umumnya berwarna merah cerah, jingga dan bahkan ada yang berwarna oranye.
Panjang ular ini sekitar 1 meter, tubuhnya yang berbentuk silindris dengan ekor pendek yang tumpul. Kepala dan lehernya tidak dapat dibedakan. Ular ini juga memiliki mata yang hitam dengan ukuran kecil.
Warna dasar ular ini berwarna hitam, namun corak tersebut akan memudar seiring bertambahnya usia pada ular. Sisi dari bawah ular ini berwarna hitam dan dihiasi oleh garis berwarna putih. Dibandingkan dengan jenis ular lainnya, sisik milik ular kepala dua berjumlah sedang, setidaknya memiliki 19 deret sisik.
(MG/Nabilah Rofiqoh Duri)
(wib)