Heboh Video Simpanse Berkata Mama, Benarkah Kera Dapat Bicara?

Rabu, 31 Juli 2024 - 19:00 WIB
Simpanse bukanlah spesies kera terpintar di dunia. Foto/IFL Science
JAKARTA - Video lama dari dua simpanse bernama Johnny dan Renata yang mampu mengeluarkan kata mama bikin heboh dunia. Muncul spekulasi bahwa simpanse memiliki kemampuan berbicara seperti manusia, benarkah?

Secara genetik kera memiliki kemiripan DNA dengan manusia hingga 98,8 persen. Meski simpanse bukan spesies kera terpintar di dunia, namun mereka sering dianggap memiliki kemampuan lebih ketimbang para koleganya.

Dilansir dari IFL Science, Rabu (31/7/2024), hewan diketahui mampu meniru ucapan manusia tetapi biasanya mereka yang tidak memiliki alat vokal serupa, seperti paus dan mamalia laut lainnya. Pada bayi manusia, kata-kata seperti mama seringkali termasuk yang pertama muncul.



Dalam kasus simpanse di atas, perdebatan yang muncul belakangan adalah kurangnya ucapan dari simpanse. Ada dua teori tentang mengapa simpanse mungkin tidak dapat membuat suara ucapan manusia: baik itu masalah fisiologis dalam sistem bibir, lidah, atau mulut; atau mereka kekurangan jalur di otak untuk menghasilkan suara. Namun, dengan meninjau rekaman lama simpanse bicara mama, para peneliti telah menantang gagasan bahwa simpanse tidak memiliki dasar-dasar untuk berbicara.



Tim mencermati video lama dari simpanse bernama Johnny dan Renata. Dalam makalah tersebut, para penulis menjelaskan Johnny tinggal di Suncoast Primate Sanctuary di Palm Harbor, Florida, AS, dan rekaman diambil di rumah. Ketika diminta dengan pertanyaan "Bisakah kamu mengatakan mama?", Johnny tampak merespons dengan tepat.

Dalam kasus Renata, rekaman tersebut berasal dari Universal Newsreel milik Universal Studios yang disebut Now Hear This! Italians Unveil Talking Chimp dirilis pada tahun 1962. Namun, tim tidak mengetahui konteks lebih lanjut seputar kehidupan Renata atau bagaimana dia mungkin diajarkan untuk berbicara.

Mereka menjelaskan penelitian sebelumnya didasarkan pada studi ilmiah pada kera yang mengalami kesejahteraan hewan yang buruk. Mereka menjelaskan bahwa 'Subjek dalam penelitian 'bahasa kera' mengalami trauma, kebutuhan emosional, ekologis, dan sosial mereka tidak terpenuhi', dengan banyak yang diambil dari induk mereka di alam liar dan terkena 'pengabaian dan kekejaman'.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More