Selain Alergen, Zat Radioaktif Ditemukan Terkandung di Indomie
Minggu, 22 Desember 2024 - 20:54 WIB
Al-Hamidawi dalam kajiannya “NORM in Instant Noodles (Indomie) Sold in Iraq melakukan uji kandungan radionuklida (salah satu isotop yang memancarkan zat radioaktif) dengan mengambil 13 sampel mi instan dari 5 merek dagang yang tersedia di supermarket Irak.
Dari 13 sampel tersebut, 4 di antaranya merupakan merek Indomie yang diproduksi di pabrik Saudi Arabia dan 1 sampel adalah Pop Mie yang diproduksi di Indonesia.
Hasil uji coba menunjukkan, 13 sampel mi Instan tersebut mengandung radionuklida lebih rendah dari batas yang direkomendasikan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD).
Rata-rata kandungan radionuklida pada mi instan berkisar antara (0,052) hingga (0,268).
Indomie mengandung radionuklida yang berada di nilai tengah, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu besar.
Secara umum, radionuklida merupakan isotop radioaktif yang memiliki kemampuan untuk memancarkan radiasi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Dalam konteks makanan, radionuklida berarti isotop radioaktif yang terkandung pada makanan.
Begum (2024) dalam skripsinya menuturkan bahwa radionuklida, yang merupakan inti atom tidak stabil yang mampu memancarkan radiasi, telah hadir di alam sejak bumi terbentu.
Oleh karena itu, keberadaan radionuklida pada makanan merupakan hal yang lumrah.
Radioaktif dapat terakumulasi dalam produk pangan melalui proses alami. Akan tetapi, saat ini, kandungan radionuklida dalam makanan semakin memprihatinkan sebab adanya kontaminasi lingkungan, termasuk saat pengolahan makanan.
Paparan radioaktif berlebihan dan dalam jangka panjang dari konsumsi makanan yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan kesehatan lainnya.
Dari 13 sampel tersebut, 4 di antaranya merupakan merek Indomie yang diproduksi di pabrik Saudi Arabia dan 1 sampel adalah Pop Mie yang diproduksi di Indonesia.
Hasil uji coba menunjukkan, 13 sampel mi Instan tersebut mengandung radionuklida lebih rendah dari batas yang direkomendasikan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD).
Rata-rata kandungan radionuklida pada mi instan berkisar antara (0,052) hingga (0,268).
Indomie mengandung radionuklida yang berada di nilai tengah, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu besar.
Secara umum, radionuklida merupakan isotop radioaktif yang memiliki kemampuan untuk memancarkan radiasi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Dalam konteks makanan, radionuklida berarti isotop radioaktif yang terkandung pada makanan.
Begum (2024) dalam skripsinya menuturkan bahwa radionuklida, yang merupakan inti atom tidak stabil yang mampu memancarkan radiasi, telah hadir di alam sejak bumi terbentu.
Oleh karena itu, keberadaan radionuklida pada makanan merupakan hal yang lumrah.
Radioaktif dapat terakumulasi dalam produk pangan melalui proses alami. Akan tetapi, saat ini, kandungan radionuklida dalam makanan semakin memprihatinkan sebab adanya kontaminasi lingkungan, termasuk saat pengolahan makanan.
Paparan radioaktif berlebihan dan dalam jangka panjang dari konsumsi makanan yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan kesehatan lainnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda