Cara Membuat Jadwal Sholat Berdasarkan Ilmu Astronomi
loading...
A
A
A
Waktu Dzuhur=Waktu tengah hari setempat (solar noon)
Ashar
Waktu ashar dihitung berdasarkan panjang bayangan suatu objek dibandingkan dengan tinggi objek tersebut. Mazhab Syafi’i menetapkan waktu ashar dimulai ketika panjang bayangan sama dengan panjang objek ditambah panjang bayangan pada waktu zawal.
Rumus:
h=tan −1 ( tan(Deklinasi Matahari)1+b )
Di mana
b adalah faktor perbandingan bayangan.
Maghrib
Waktu maghrib dimulai ketika tepi atas matahari berada tepat di bawah cakrawala.
Rumus ketinggian matahari:
h=−0.833°−ref−par
Isya
Waktu isya dimulai ketika matahari berada 18° di bawah cakrawala, yang menandai hilangnya cahaya senja merah.
Rumus ketinggian matahari:
h=−18°
- Kumpulkan Data Lokasi
- Lintang (latitude) dan bujur (longitude) lokasi.
- Zona waktu lokasi.
- Ambil Data Posisi Matahari Data posisi matahari (ketinggian, azimut, deklinasi) dapat dihitung menggunakan perangkat lunak seperti:
- PyEphem atau Skyfield (Python): Perangkat lunak ini menggunakan algoritma modern untuk menghitung posisi matahari.
- Aplikasi Astronomi Online: Seperti Stellarium atau NASA’s Horizon System.
- Gunakan Algoritma Waktu Matahari
- Algoritma seperti Equation of Time digunakan untuk menghitung waktu tengah hari setempat.
- Penyesuaian zona waktu dan bujur geografis dilakukan untuk menghitung waktu lokal.
- Hitung Waktu Sholat Gunakan rumus astronomi untuk menghitung masing-masing waktu sholat, sesuai ketinggian matahari yang ditetapkan.
Ashar
Waktu ashar dihitung berdasarkan panjang bayangan suatu objek dibandingkan dengan tinggi objek tersebut. Mazhab Syafi’i menetapkan waktu ashar dimulai ketika panjang bayangan sama dengan panjang objek ditambah panjang bayangan pada waktu zawal.
Rumus:
h=tan −1 ( tan(Deklinasi Matahari)1+b )
Di mana
b adalah faktor perbandingan bayangan.
Maghrib
Waktu maghrib dimulai ketika tepi atas matahari berada tepat di bawah cakrawala.
Rumus ketinggian matahari:
h=−0.833°−ref−par
Isya
Waktu isya dimulai ketika matahari berada 18° di bawah cakrawala, yang menandai hilangnya cahaya senja merah.
Rumus ketinggian matahari:
h=−18°
3. Metode Penentuan Waktu
Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menghitung jadwal sholat menggunakan data astronomi:- Kumpulkan Data Lokasi
- Lintang (latitude) dan bujur (longitude) lokasi.
- Zona waktu lokasi.
- Ambil Data Posisi Matahari Data posisi matahari (ketinggian, azimut, deklinasi) dapat dihitung menggunakan perangkat lunak seperti:
- PyEphem atau Skyfield (Python): Perangkat lunak ini menggunakan algoritma modern untuk menghitung posisi matahari.
- Aplikasi Astronomi Online: Seperti Stellarium atau NASA’s Horizon System.
- Gunakan Algoritma Waktu Matahari
- Algoritma seperti Equation of Time digunakan untuk menghitung waktu tengah hari setempat.
- Penyesuaian zona waktu dan bujur geografis dilakukan untuk menghitung waktu lokal.
- Hitung Waktu Sholat Gunakan rumus astronomi untuk menghitung masing-masing waktu sholat, sesuai ketinggian matahari yang ditetapkan.