Cermati, Riset Ini Umumkan Karakter Fisik Penular Super Covid-19

Senin, 30 November 2020 - 14:50 WIB
loading...
Cermati, Riset Ini Umumkan Karakter Fisik Penular Super Covid-19
University f Central Florida (UCF)mengidentifikasi bentuk fisiologis orang yang bisa berpotensi sebagai penular super Covid-19. Foto / UCF
A A A
JAKARTA - Peneliti dari University of Central Florida (UCF) baru-baru ini merilis riset yang mengejutkan. Dalam riset itu mereka mengidentifikasi bentuk fisiologis orang yang bisa berpotensi sebagai penular super Covid-19. Riset yang dilaporkan dalam jurnal Physics of Fluid, University of Central Florida Department of Mechanical and Aerospace Engineering itu, menggunakan contoh atau model yang dihasilkan melalui rekayasa komputer, dalam mensimulasi tipe bersin yang terjadi oleh beragam manusia. (Baca juga : Pusat Pengujian Mobil Otonom Senilai Rp1,8 Triliun Resmi Dibuka )
Dalam tipe bersin itu dihubungkan dengan bentuk fisik manusa dan seberapa jauh bersin itu mampu menerbangkan droplet ke lingkungan sekitar. Mereka menemukan bahwa orang dengan ciri-ciri, seperti hidung tersumbat atau susunan gigi yang lengkap, dapat jadi penular super. Hal itu terjadi karena droplet yang mereka keluarkan saat bersin dapat terbang cukup jauh.

Cermati, Riset Ini Umumkan Karakter Fisik Penular Super Covid-19


Diketahui berdasarkan informasi U.S. Centers for Disease Control and Prevention, cara utama masyarakat terkena Covid-19 adalah melalui paparan droplet, yang terjadi karena bersin dan batuk. Droplet tersebut berbahaya karena membawa virus yang menginfeksi.

Michael Kinzel, Asistan Professor UCF mengatakan memahami seberapa jauh droplet dapat terbang merupakan salah satu cara untuk mengendalikan penyebaran virus corona. "Ini merupakan studi pertama yang berusahan untuk memahami sejauh mana efek dari bersin itu bisa berdampak. Kami mendapatan bahwa tubuh manusia berpengaruh kuat dari jangkauan virus. Misalnya gangguan pada saluran hidung yang membuat fungsi mulut untuk mengantisipasi paparan droplet tidak terjadi," ucapnya.

Contohnya, saat saluran hidung tidak terganggu, umumnya ketika bersin atau batuk, kecepatan dan jangkauan jarak droplet akan sangat rendah. Hal ini terjadi karena saluran hidung yang terbuka bisa jadi tempat terbuangnya droplet selain mulut. Namun ketika saluran hidung tertutup, area yang haru dilewati droplet jadi terbatas. Ini yang membuat droplet keluar dari mulut dengan intensitas tinggi. (Baca juga : Mobil Sport Lama Italia, Bizzarini, Dihidupkan Kembali )
Hal yang sama terjadi pada susunan gigi. Jika susunan gigi lengkap maka kecepatan droplet justru akan tinggi. "Susunan gigi yang lengkap akan membuat kecepatan tinggi dan lebih bergolak," jelasnya. "Gigi itu seperti transmisi yang menambahkan kecepatan. Jadi, orang yang ompong akan menghasilkan kecepatan droplet yang rendah," terangnya lagi.

Cermati, Riset Ini Umumkan Karakter Fisik Penular Super Covid-19


Untuk membuktikan riset tersebut, UCF melakukan simulasi dengan menggunakan model tiga dimensi. Mereka mencoba melakukan praktek dengan empat tipe mulut dan hidung manusia. Keempatnya adalah orang dengan gigi lengkap dan hidung yang tidak tersumbat, orang yang ompong dengan hidung tidak tersumbat, orang yang memiliki gigi tanggal dan hidung tersumbat, dan orang dengan gigi lengkap dan hidung tersumbat.

Saat simulasi dilakukan, mereka menemukan bahwa penyebaran dan jangkauan droplet, lebih besar 60 persen terjadi pada orang yang dengan gigi lenkap dan hidungn tersumbat. Dari situ mereka menyarankan masyarakat harus berupaya menjaga hidung mereka tidak tersumbat. Dan apabila hidung tersumbat, mereka diharapkan lebih baik berupaya bersin dengan menggunakan tissue. Dan memang menurut mereka penggunaan masker adalah cara yang sangat terbaik agar droplet tidak terbang bebas.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2797 seconds (0.1#10.140)