Mengenal AGCAS, Perangkat Lunak Penyelamat Nyawa Pilot Tempur Ketika Pingsan di Udara

Sabtu, 11 Desember 2021 - 08:55 WIB
loading...
Mengenal AGCAS, Perangkat Lunak Penyelamat Nyawa Pilot Tempur Ketika Pingsan di Udara
Pesawat tempur F-16 terbang di Nevada Test and Training Range. Pesawat tempur F-16 generasi terbaru sudah dilengkapi perangkat lunak AGCAS. Foto/popsci
A A A
PADA 23 Januari tahun lalu, seorang pilot jet tempur F-16 kursi tunggal kehilangan kesadaran saat terbang di atas Nevada, Amerika Serikat. Sekitar 6 bulan kemudian, pada 16 Juli, pilot lain yang mengoperasikan jet tempur jenis yang sama di Nevada, juga pingsan.

Kedua pilot mengalami fenomena penerbangan yang disebut G-LOC, singkatan dari G-induced loss of awareness, atau hilangnya kendali dan kesadaran tubuh. G-LOC merupakan efek dari manuver atau atraksi pesawat yang ekstrem hingga menghasilkan G-Force yang berdampak pada fisiologi tubuh pilot.

Ketika pingsan, kedua pilot itu hampir pasti terbunuh ketika beroperasi di Nevada Test and Training Range. Namun, keduanya selamat karena dalam pesawat telah dilengkapi perangkat lunak AGCAS, kepanjangan dari Automatic Ground Collision Avoidance System.

Dalam peristiwa Januari 2020, pilot mengalami G-LOC atau pingsan ketika berada di ketinggian 15.800 kaki. Dalam peristiwa kedua pada Juli, pilot mengalami G-LOC ketika berada di ketinggian 17.000 kaki. (Baca juga; 4 Alasan Pesawat Tidak Terbang di Antartika )

Perangkat lunak AGCAS dikenal sebagai Sistem Penghindaran Tabrakan Tanah Otomatis langsung aktif ketika jet tempur berada di ketinggian 2.600 kaki (pada kasus pertama) dan ketinggian 4.000 kaki (pada kasus kedua).

“AGCAS dijuluki sebagai menyelamatkan nyawa pilot,” tulis keterangan Pusat Keselamatan Angkatan Udara Amerika Serikat melalui email kepada Popular Science yang dikutip SINDOnews, Sabtu (11/12/2021). (Baca juga; 10 Pesawat Terbesar Bak Monster yang Mendominasi Angkasa )

Pusat Keselamatan Angkatan Udara Amerika Serikat menjelaskan, dalam dua insiden tersebut, setelah beberapa saat perangkat lunak AGCAS aktif, pilot kembali sadar dan membantu pemulihan kendali pesawat. Jika tidak ada perangkat AGCAS, tindakan pilot mengambil kembali kendali pesawat setelah sadar dari pingsan, bisa dikatakan terlambat untuk mencegah tabrakan atau jatuh ke tanah.

AGCAS aktif mencegah tabrakan dengan membaca input data dari kecepatan dan arah pesawat terhadap ketinggian (jarak) dengan tanah. Sejumlah kode atau sinyal ini memberi informasi data ketika jet tempur terbang ke tanah atau jatuh, kemudian AGCAS mencoba untuk memperbaiki masalah.

Lockheed Martin, yang menciptakan perangkat lunak AGCAS menjelaskan, Sistem ini terdiri dari serangkaian penghindaran tabrakan yang kompleks dan algoritma pengambilan keputusan otonom dengan memanfaatkan navigasi yang tepat, kinerja pesawat, dan medan digital on-board. Data ini untuk menentukan apakah tabrakan dengan tanah akan segera terjadi.

“Jika sistem memprediksi akan segera terjadi tabrakan, maka segera aktif dengan manuver penghindaran otonom, berguling setinggi sayap dan tarikan +5g, untuk mencegah benturan di darat,” kata Lockheed Martin yang juga memproduksi jet tempur F-16 dan F-35, dalam laman resminya.

Lockheed Martin menyebutkan, sistem Penghindaran Tabrakan Tanah Otomatis (AGCAS) saat ini telah menyelamatkan 10 pilot dan 9 pesawat F-16. “Dengan mempelajari teknologi yang menyelamatkan jiwa ini, membantu memastikan pilot pulang dengan selamat setelah penerbangan,” tulis Lockheed Martin melalui akun twitter @LockheedMartin pada 14 Mei 2020.

Perangkat lunak AGCAS ini sudah disematkan pada jet tempur F-35 dan F-16, meskipun tidak semuanya. Untuk jet tempur F-35 Angkatan Udara dan Garda Nasional Udara Amerika Serikat, sebanyak 98 persen sudah diinstal perangkat lunak AGCAS. Sedangkan pada jet tempur F-16, AGCAS sudah diinstal pada "Block 40" dan generasi terbaru.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2325 seconds (0.1#10.140)