Teknologi Mata Bionik Ini Mampu Pulihkan Penglihatan yang Hilang

Sabtu, 12 Maret 2022 - 22:48 WIB
loading...
Teknologi Mata Bionik Ini Mampu Pulihkan Penglihatan yang Hilang
Teknologi mata bionik, memulihkan harapan bagi banyak orang yang tidak dapat melihat atau sebagian buta karena cedera. Foto/Live Science
A A A
LONDON - Mata bionik bisa menjadi solusi untuk salah satu masalah medis paling mendesak saat ini. Teknologi mata bionik, memulihkan harapan bagi banyak orang yang tidak dapat melihat atau sebagian buta karena cedera, penyakit, atau genetika.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hampir 40 juta orang menderita kebutaan di seluruh dunia dan 135 juta lainnya terkena gangguan penglihatan. Teknologi mata bionik diharapkan menjadi solusi untuk mengembalikan penglihatan.

Teknologi mata bionik pada tahun 2009, pertama kali diterapkan pada pasien dengan Retinitis Pigmentosa. Para ahli bedah di rumah sakit Manchester dan Moorfields, Inggris, memberikan percobaan pertama di dunia dengan mata bionik Argus II.



Mereka menanamkan perangkat ke sepuluh pasien dengan kehilangan penglihatan. Argus II membantu pasien mengenali bentuk dan pola. Pada tahun 2013, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS secara legal menyetujui penggunaan perangkat tersebut.

Teknologi mata bionik terus berkembang, pada tahun 2021 para peneliti di Keck School of Medicine of USC menciptakan model komputer canggih untuk meniru retina manusia. Menurut Association for Computing Machinery (ACM), ini mereplikasi bentuk dan posisi jutaan sel saraf dan dapat membantu menghadirkan penglihatan warna dan meningkatkan kejernihan teknologi.

Kemudian para ilmuwan di University of Sydney dan UNSW baru-baru ini melakukan uji coba mata bionik Phoenix99 yang berhasil pada domba. Mata bionik ini untuk menentukan bagaimana tubuh sembuh ketika ditanamkan dengan perangkat.



Para peneliti mengatakan tidak ada reaksi tak terduga dan berharap itu bisa tetap aman di tempatnya selama "bertahun-tahun". Pekerjaan itu sekarang akan membuka jalan bagi percobaan manusia. Salah satu masalah dengan teknologinya adalah bahwa itu bisa relatif besar, jadi perlombaan adalah untuk menemukan cara baru untuk memberi daya pada mata bionik.

Para ilmuwan di Institut Teknologi Harbin di Cina dan Universitas Northumbria baru-baru ini mengembangkan sistem berdaya rendah untuk mengontrol perangkat sinaptik di mata bionik. Profesor PingAn Hu menggambarkannya teknologi ini sebagai 'terobosan signifikan'.

Mata bionik bekerja dengan 'mengisi kekosongan' antara apa yang dilihat retina dan bagaimana diproses di korteks visual otak, kerusakan itu terjadi dalam kondisi yang berdampak pada retina. Sebagian besar kondisi inilah yang dapat diobati oleh mata bionik.


Teknologi Mata Bionik Ini Mampu Pulihkan Penglihatan yang Hilang


Menurut Tufts Medical Center, salah satu penyakit tersebut adalah Retinitis Pigmentosa, sekelompok kelainan genetik langka yang melibatkan kerusakan dan hilangnya sel di bagian mata tersebut. Kondisi lain adalah degenerasi makula terkait usia (AMD), penyakit mata yang dapat mengaburkan penglihatan sentral seseorang.

Kondisi ini terjadi ketika penuaan menyebabkan kerusakan pada makula, bagian mata yang mengontrol tajam, penglihatan lurus ke depan. Selain penyakit degeneratif, mata bionik secara teori dapat digunakan untuk mengobati orang yang menderita cedera fisik yang juga menyebabkan kerusakan retina.

Menurut Association of Optometrists, pasien pertama yang menerima mata bionik adalah kakek Keith Hayman pada 2009. Dia berusia 20-an ketika dia didiagnosis menderita retinitis pigmentosa dan menjadi buta beberapa tahun kemudian.

Setelah dipasangi mata bionik di Rumah Sakit Mata Royal Manchester, dia bisa melihat perbedaan antara terang dan gelap dan bisa mendeteksi orang bergerak. “Itu berarti saya dapat melihat cucu-cucu saya untuk pertama kalinya. Saya bisa melihat mereka datang sekarang!”
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2757 seconds (0.1#10.140)