Mengejutkan! 3 Planet Raksasa 10 Kali Lebih Besar dari Jupiter Hilang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga planet raksasa dengan ukuran 10 kali lebih besar dari Jupiter menghilang. Ketua planet itu sebelumnya ditemukan para astronom, pada 2015.
Dilansir dari The Space Academy, ketiga planet itu dalam proses pembentukan sistem bintang atau yang biasa disebut LKCA 15, terletak sekitar 473 tahun cahaya dari bumi.
"Ini adalah bintang seperti matahari yang dikelilingi oleh cakram debu dan gas, yang merupakan bahan baku untuk membangun planet," kata laman itu, dikutip Jumat (18/5/2023).
Pada 2015, tim astronom mengklaim menemukan bukti tiga planet raksasa, masing-masing sekitar 10 kali lebih besar dari Jupiter, yang mengorbit dalam celah dalam disk.
Namun, sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters, menunjukkan bahwa planet-planet itu sebenarnya adalah ilusi yang disebabkan oleh struktur kompleks cakram itu sendiri.
"Studi ini didasarkan pada pengamatan baru yang dilakukan oleh Subaru Telescope dan WM Keck Observatory, keduanya terletak di Maunaakea, di Hawaii," sambungnya.
Teleskop Subaru menggunakan instrumen canggih yang disebut SCEXAO (Subaru Coronagraphic Extreme Adaptive Optics), yang dapat menghalangi cahaya terang bintang dan mengungkapkan benda-benda yang lebih redup.
SCEXAO digabungkan dengan instrumen lain yang disebut charis (spektrograf pencitraan resolusi sudut tinggi coronagraphic), yang dapat mengambil gambar cakram dalam berbagai warna cahaya inframerah-dekat.
Wm Keck Observatory menggunakan instrumen yang disebut Nirc2 (kamera inframerah dekat), yang juga dapat memblokir lampu bintang dan mengambil gambar pada gelombang inframerah, seperti planet muda.
"Para peneliti juga menganalisis data arsip dari NIRC2 yang diambil pada tahun 2009," jelasnya.
Dengan menggabungkan set data ini, para peneliti dapat membuat gambar yang tajam dan terperinci dari LKCA 15 dan disknya. Mereka menemukan bahwa sebagian besar cahaya berasal dari tepi bagian disk.
"Ini adalah hasil inovatif yang menunjukkan seberapa jauh kami dapat melihat pencitraan cakram protoplanetary dan sistem planet," kata Dr Thayne Currie, astrofisikawan di pusat penelitian NASA-OAM dan Teleskop Subaru.
"Kami sekarang dapat melihat fitur dalam cakram yang hanya bisa kami impikan sebelumnya, dan kami dapat menggunakan informasi ini untuk lebih memahami bagaimana planet terbentuk dan berkembang," tukasnya.
Dilansir dari The Space Academy, ketiga planet itu dalam proses pembentukan sistem bintang atau yang biasa disebut LKCA 15, terletak sekitar 473 tahun cahaya dari bumi.
"Ini adalah bintang seperti matahari yang dikelilingi oleh cakram debu dan gas, yang merupakan bahan baku untuk membangun planet," kata laman itu, dikutip Jumat (18/5/2023).
Pada 2015, tim astronom mengklaim menemukan bukti tiga planet raksasa, masing-masing sekitar 10 kali lebih besar dari Jupiter, yang mengorbit dalam celah dalam disk.
Namun, sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters, menunjukkan bahwa planet-planet itu sebenarnya adalah ilusi yang disebabkan oleh struktur kompleks cakram itu sendiri.
"Studi ini didasarkan pada pengamatan baru yang dilakukan oleh Subaru Telescope dan WM Keck Observatory, keduanya terletak di Maunaakea, di Hawaii," sambungnya.
Teleskop Subaru menggunakan instrumen canggih yang disebut SCEXAO (Subaru Coronagraphic Extreme Adaptive Optics), yang dapat menghalangi cahaya terang bintang dan mengungkapkan benda-benda yang lebih redup.
SCEXAO digabungkan dengan instrumen lain yang disebut charis (spektrograf pencitraan resolusi sudut tinggi coronagraphic), yang dapat mengambil gambar cakram dalam berbagai warna cahaya inframerah-dekat.
Wm Keck Observatory menggunakan instrumen yang disebut Nirc2 (kamera inframerah dekat), yang juga dapat memblokir lampu bintang dan mengambil gambar pada gelombang inframerah, seperti planet muda.
"Para peneliti juga menganalisis data arsip dari NIRC2 yang diambil pada tahun 2009," jelasnya.
Dengan menggabungkan set data ini, para peneliti dapat membuat gambar yang tajam dan terperinci dari LKCA 15 dan disknya. Mereka menemukan bahwa sebagian besar cahaya berasal dari tepi bagian disk.
"Ini adalah hasil inovatif yang menunjukkan seberapa jauh kami dapat melihat pencitraan cakram protoplanetary dan sistem planet," kata Dr Thayne Currie, astrofisikawan di pusat penelitian NASA-OAM dan Teleskop Subaru.
"Kami sekarang dapat melihat fitur dalam cakram yang hanya bisa kami impikan sebelumnya, dan kami dapat menggunakan informasi ini untuk lebih memahami bagaimana planet terbentuk dan berkembang," tukasnya.
(san)