Jepang Sesumbar Pesawat SLIM Mendarat Presisi di Bulan meski Terbalik

Jum'at, 26 Januari 2024 - 14:40 WIB
loading...
A A A
"Ini akan menginspirasi lebih banyak orang, terutama misi-misi Jepang, untuk mencoba mendarat di tempat-tempat belum dijelajahi di bulan."

SLIM menandai peningkatan signifikan dalam hal presisi pendaratan dibandingkan dengan penjelajah bulan sebelumnya yang mendarat dalam radius mil bukan meter dari lokasi target. JAXA menyatakan pendaratan ini dapat membantu memvalidasi navigasi berbasis visi yang digunakan oleh SLIM, yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk eksplorasi masa depan permukaan bulan.

Sakai menjelaskan pendaratan SLIM yang orientasinya aneh terjadi akibat salah satu dari dua mesin utamanya berhenti selama sekitar 30 detik pada saat mendarat dan pada ketinggian sekitar 50 meter di atas bulan. Kegagalan mesin tersebut, kata dia, karena faktor eksternal yang tidak diungkapkan, dan kamera telah merekam nozzle mesin tersebut tergeletak di permukaan bulan. Tim terus menganalisis penyebab kegagalan ini.

Kegagalan mesin ini menyebabkan SLIM melayang sejauh 55 meter dari lokasi mendarat yang dipilih. Tanpa gangguan tersebut, SLIM dapat mendarat hanya sejauh 3 hingga 4 meter dari wilayah yang dipilih di bulan.



Gambar SORA-Q menunjukkan pergeseran posisi menyebabkan SLIM mendarat di punggungan miring kawah bulan. Kemiringan ini menyebabkan pesawat antariksa berguling ke arah barat hingga mendarat di ujung hidungnya.

Posisi SLIM berarti pesawat antariksa itu belum dapat menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik sampai saat ini, dengan insinyur mematikan baterai SLIM sekitar dua setengah jam setelah mendarat untuk menghemat daya. Ilmuwan JAXA tetap berharap bahwa situasi ini akan berubah saat arah sinar matahari di bulan berubah.

Namun, semua harapan untuk membangkitkan kembali SLIM akan lenyap dengan matahari pada tanggal 1 Februari ketika malam tiba di bulan, membawa suhu sangat dingin. "SLIM tidak dirancang untuk bertahan di malam bulan," kata Sakai.

Minat untuk melakukan pendaratan presisi di bulan semakin meningkat karena beberapa negara berupaya mengirim kru manusia ke permukaan bulan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Mendarat dekat dengan lokasi yang diyakini kaya akan es air dan sumber daya lainnya akan menjadi kunci untuk membentuk keberlanjutan keberadaan manusia di bulan. Amerika Serikat berambisi untuk mendaratkan kru di bulan pada 2026 dengan misi Artemis 3. Sementara China ingin menempatkan wahananya di bulan menjelang akhir dekade ini.
(msf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3394 seconds (0.1#10.140)