Antibiomania, Efek Samping Langka Antibiotik yang Bikin Berhalusinasi Dapat Bisikan Gaib

Sabtu, 05 Februari 2022 - 08:55 WIB
loading...
A A A
Awalnya, gejala mania pria itu muncul setelah mengonsumsi antibiotik asam amoksisilin-klavulanat. Begitu dia berhenti pengobatan, gejala mania berhenti. Namun, ketika dia mulai menggunakan antibiotik lain, yang disebut klaritromisin, untuk mengobati pneumonia, gejala manianya kembali, mendorongnya untuk menghentikan pengobatan antibiotik.

Seminggu setelah menghentikan antibiotik, pria itu tidak lagi memiliki gejala mania. Sienaert mengatakan belum diketahu secara detail bagaimana mekanisme pasti interaksi antara antibiotik dan sistem saraf pusat (termasuk otak). Hanya ditemukan, beberapa kelas antibiotik - termasuk makrolida, seperti klaritromisin, dan beta-laktam, seperti amoksisilin - telah mempengaruhi sistem GABAergik otak.

Antibiotik bertindak sebagai penghambat asam gamma-aminobutirat (GABA), neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk meredam neuron yang tereksitasi. "Itu mungkin menjelaskan mengapa, dalam keadaan seperti ini, mania muncul. Dengan menghambat neurotransmitter, menghasilkan fungsi rangsang," kata Sienaert.

Sienaert menambahkan kemampuan antibiotik untuk mengganggu mikrobioma usus pasien dan menyebabkan disfungsi mitokondria, yang menggerakkan sel. Dia juga berhipotesis bahwa interaksi obat-obat antara klaritromisin dan asam amoksisilin-klavulanat mungkin terjadi karena aktivitas bersama mereka pada reseptor GABA.
(wib)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2508 seconds (0.1#10.140)