5 Kiamat Kecil yang Membuat Manusia Nyaris Punah, Salah Satunya dari Indonesia

Rabu, 13 September 2023 - 19:35 WIB
loading...
A A A
Periode pendinginan parah lainnya menempatkan manusia pada risiko antara 800 ribu dan 900 ribu tahun lalu.

Saking tidak pastinya, populasi nenek moyang manusia turun menjadi hanya 1.280 individu selama periode sejarah bumi yang dikenal sebagai Pleistosen Tengah. Kondisi ini berlangsung sekitar 117 ribu tahun dan merupakan ancaman bagi umat manusia.

Penurunan ini juga terjadi bersamaan dengan perubahan iklim yang menyebabkan periode glasiasi panjang, penurunan suhu permukaan laut, kekeringan berkepanjangan di Afrika dan Eurasia, serta hilangnya spesies lain yang menjadi sumber makanan.

Nenek moyang terakhir kita dengan Neanderthal, dan spesies manusia punah lainnya yang disebut Denisovan, juga diperkirakan hidup pada periode ini.

“Kita tahu bahwa antara sekitar 900 ribu dan 600 ribu tahun lalu, catatan fosil di Afrika sangat langka, bahkan hampir tidak ada, sementara sebelum dan sesudahnya kita memiliki lebih banyak bukti fosil,” ujar Profesor Giorgio Manzi, penulis senior penelitian dan antropolog di Universitas Sapienza Roma.

Hal yang sama juga berlaku untuk Eurasia. Misalnya, di Eropa ada spesies yang dikenal sekitar 800.000 tahun lalu dan kemudian tidak ada lagi selama sekitar 200.000 tahun.

Profesor Chris Stringer, kepala asal usul manusia di Museum Sejarah Alam di London, mengatakan keadaannya sangat mengerikan sehingga luar biasa spesies manusia bisa bertahan.

“Untuk populasi sebesar itu, hanya diperlukan satu peristiwa iklim buruk, sebuah epidemi, letusan gunung berapi, dan manusia akan musnah,” katanya kepada Guardian.

3. Fase Glasial

Sekitar 195 ribu tahun lalu, dunia kembali mengalami perubahan besar. Gurun dan gletser mulai meluas, menyebabkan suhu turun dan menghancurkan habitat di wilayah yang menjadi dingin dan kering.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1465 seconds (0.1#10.140)