Aneh, Hewan Ini Tidak Butuh Otak untuk Bisa Belajar Hal yang Kompleks

Senin, 03 April 2023 - 06:45 WIB
loading...
Aneh, Hewan Ini Tidak Butuh Otak untuk Bisa Belajar Hal yang Kompleks
Anemon laut Starlet (Nematostella vectensis) bisa mempelajari hal baru tanpa otak. Foto: Gaëlle Botton-Amiot/Universitas Fribourg
A A A
JAKARTA - Anemon laut Starlet (Nematostella vectensis) adalah hewan unik. Walau tidak memiliki otak, tapi mereka juga bisa “berpikir” dan belajar dari lingkungan sekitarnya.

Idealnya, belajar adalah salah satu karakteristik yang menentukan kehidupan. Setiap makhluk hidup, mulai burung hingga jamur lendir, memiliki kemampuan belajar dalam berbagai tingkatan.

Pada organisme paling sederhana, paparan berulang terhadap rangsangan yang sama dapat menyebabkan pembelajaran non-asosiatif dalam bentuk pembiasaan atau kepekaan.

Dan menurut penelitian terbaru, anemon laut bintang muda (Nematostella vectensis) mampu melakukan pembelajaran yang sangat canggih, sebagaimana dibuktikan dengan kemampuan mereka untuk mengingat hubungan antara cahaya dan pulsa listrik.

“Inilah yang disebut pembelajaran asosiatif,” kata penulis senior neurobiolog dari University of Fribourg Simon Sprecher. “Bukti bahwa bahkan hewan tanpa otak mampu menampilkan perilaku kompleks berkat sistem saraf mereka,” ujarnya.

Eksperimen Cahaya dan Kejutan Listrik
Aneh, Hewan Ini Tidak Butuh Otak untuk Bisa Belajar Hal yang Kompleks

Normalnya, hewan yang memiliki banyak kekuatan otak dapat dengan mudah menghubungkan stimulus dengan respons. Juga, bisa mengubah perilakunya berdasarkan apa yang telah mereka pelajari dan ingat.

Misalnya, jika Anda mengetahui bahwa menyentuh kompor panas menyebabkan rasa sakit, Anda akan mengubah perilaku Anda untuk mencegah hal itu terulang.

Kemampuan untuk mengingat hal-hal ini diperkirakan muncul saat sistem saraf berevolusi, mengatur kekuatan sinaptik dan plastisitas di otak. Meski demikian, tidak semua hewan punya otak. Cnidaria seperti anemon laut dan ubur-ubur hanya memiliki jaring saraf yang terdesentralisasi. Jadi ilmuwan berasumsi bahwa hewan-hewan ini hanya dapat belajar dengan cara non-asosiatif.

Untuk menyelidiki kapasitas N. vectensis untuk pembelajaran asosiatif, Sprecher dan rekannya dari University of Fribourg di Swiss dan University of Barcelona di Spanyol melakukan eksperimen pengkondisian dengan cahaya dan kejutan listrik.

Hewan Bisa Belajar dari Sistem Syaraf Sederhana

Sprecher dan timnya secara acak menugaskan kelompok yang terdiri dari 10 atau 18 anemon laut bintang untuk uji coba berpasangan di mana gelombang cahaya dan listrik bertepatan atau uji coba tidak berpasangan di mana gelombang cahaya dan listrik terjadi tidak sinkron.

Mereka menggunakan sengatan listrik kecil untuk membuat hewan tersebut menarik tentakelnya, melatihnya dengan memberi kejutan pada saat yang sama dengan cahaya atau pada waktu yang berbeda.

Kemudian mereka menguji reaksi mereka terhadap cahaya saja. Hewan yang menerima sengatan listrik dan cahaya secara bersamaan selama pelatihan menyesuaikan perilakunya dan bereaksi terhadap cahaya sendiri setelah pengondisian.

Pada kelompok yang sebelumnya menerima kejutan pada saat yang sama dengan cahaya, 72 persen mencabut tentakelnya hanya pada cahaya. Ini lebih dari dua kali lipat laju reaksi (30 persen) dari hewan yang dilatih dengan kejutan dan cahaya pada waktu yang berbeda.

Dengan menggunakan perangkat lunak untuk melacak panjang tubuh hewan di setiap titik dalam pengujian, tim juga mengukur sejauh mana retraksi.
Mereka menemukan bahwa panjang retraksi maksimum secara signifikan lebih lama pada hewan yang dilatih dengan kejutan dan cahaya secara bersamaan dibandingkan dengan kelompok yang tidak berpasangan.

“Hewan-hewan ini menunjukkan respons perilaku yang berbeda secara kuantitatif dan kualitatif dibanding hewan kontrol yang menerima rangsangan tidak berpasangan,” tulis tim ilmuwan.

Para peneliti mencatat, “pada sebagian besar organisme model, sirkuit saraf yang ditentukan dan mekanisme molekuler yang bertanggung jawab atas bentuk ingatan tertentu telah diidentifikasi."



Kemampuan cnidaria untuk belajar adalah contoh dari "kognisi yang terkandung" dan mendorong penelitian ke dalam struktur memori pada organisme yang tidak memiliki otak.

Penelitian mereka telah dipublikasikan di Prosiding National AcademyofSciences.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1517 seconds (0.1#10.140)