Ilmu Pengetahuan Ungkap Waktu Tidak Ada di Dunia

Senin, 10 April 2023 - 21:12 WIB
loading...
Ilmu Pengetahuan Ungkap Waktu Tidak Ada di Dunia
Ilustrasi waktu. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Tahukah Anda bahwa waktu tidak independen dari ruang? Melainkan bagian dari entitas terpadu yang disebut ruang-waktu. Ruang waktu adalah kontinum empat dimensi yang menggambarkan geometri alam semesta.

Dilansir dari Physics Astronomy, dalam ruang-waktu, tidak ada masa kini, masa lalu, atau masa depan yang mutlak.

"Tetapi hanya peristiwa yang terjadi di lokasi dan waktu yang berbeda, relatif satu sama lain. Urutan dan durasi peristiwa ini dapat bervariasi, tergantung kerangka acuannya," tulis laman itu, dikutip Senin (10/4/2023).



Salah satu argumen utama, bahwa waktu tidak ada, berasal dari fisika kuantum, yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari perilaku partikel subatomik.

Fisika kuantum mengungkapkan, bahwa dunia pada skala terkecil adalah probabilistik dan tidak pasti. Hal ini berarti bahwa peristiwa tidak memiliki hasil yang pasti, sampai mereka diamati.

"Ini menyiratkan bahwa tidak ada realitas objektif atau sejarah yang independen dari pengamatan," jelasnya.

Selanjutnya, fisika kuantum menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara masa lalu dan masa depan, tetapi hanya korelasi antara peristiwa.



"Misalnya, belitan kuantum adalah fenomena di mana dua partikel dapat berbagi keadaan kuantum dan saling mempengaruhi secara instan, terlepas dari jarak atau waktunya. Ini berarti bahwa efeknya dapat mendahului penyebabnya, atau penyebabnya dapat bergantung pada efeknya," tambahnya.

Argumen lain bahwa waktu tidak ada, berasal dari termodinamika, yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari aliran energi dan entropi dalam sistem.

"Entropi adalah ukuran gangguan atau keacakan dalam suatu sistem, dan cenderung meningkat seiring waktu. Ini dikenal sebagai hukum kedua termodinamika, dan sering digunakan untuk menjelaskan mengapa waktu memiliki arah atau panah," ungkapnya.

Namun, beberapa fisikawan berpendapat bahwa entropi dan panah waktu bukanlah fitur mendasar dari alam, tetapi fenomena yang muncul yang dihasilkan dari perspektif dan pengetahuan manusia yang terbatas.



"Mereka mengklaim, bahwa jika kita memiliki akses ke semua informasi di alam semesta, kita akan melihat bahwa entropi tidak selalu meningkat, dan waktu itu tidak memiliki arah yang disukai. Dengan kata lain, entropi dan waktu adalah ilusi subjektif yang diciptakan oleh ketidaktahuan kita," sambungnya.

Jika waktu tidak ada, bagaimana manusia bisa memahami kehidupan dan dunia di sekitarnya? Bagaimana bisa mengatasi paradoks dan kontradiksi yang muncul dari perspektif abadi? Dan bagaimana kita bisa menemukan makna dan tujuan dalam kenyataan di mana tidak ada yang terjadi atau berubah?

"Salah satu jawaban yang mungkin adalah mengadopsi pandangan eksistensi yang lebih holistik dan relasional, di mana kita fokus pada hubungan dan pola antara peristiwa dari pada urutan dan durasinya," jelasnya.

Kita juga dapat mengenali bahwa persepsi dan pengalaman kita tentang waktu dibentuk oleh budaya, psikologi, dan biologi kita, dan bahwa mereka tidak absolut atau universal.

"Kita dapat menghargai keragaman dan kekayaan temporalitas dan ritme yang berbeda, yang hidup berdampingan di alam dan masyarakat," pungkasnya.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1310 seconds (0.1#10.140)